Sempat Ditolak Kampus karena Tuna Rungu, Salsa Bilah Bangkit Jadi Mahasiswa Terbaik

Ida Farida
May 28, 2025

Kreasi fesyen Salsa tengah diperagakan. Foto: ist

KOSADATA - Sore itu, angin tipis menyapu halaman butik kecil di bilangan Denpasar, Bali. Di balik etalase kaca berisi gaun-gaun etnik kontemporer, seorang perempuan muda tersenyum lebar, menyambut pelanggan dengan isyarat tangan yang lincah. Dialah Salsa Bilah Regita Cahyani, atau akrab disapa Salsa, sosok yang kisahnya kini menjadi inspirasi penyandang disabilitas.

 

Tak banyak yang tahu, jalan Salsa menuju pencapaian ini jauh dari mulus. Perempuan kelahiran Denpasar ini adalah penyandang tunarungu yang sempat berkali-kali ditolak sejumlah kampus karena disabilitasnya.

 

"Saya tidak hanya mendaftar di ISI Denpasar, tetapi ada juga beberapa perguruan tinggi lain. Semuanya menolak. Bukan karena nilai saya, tapi karena saya penyandang disabilitas," kata Salsa dilansir laman resmi Ditjen Vokasi, Rabu, 28 Mei 2025.

 

Namun, penolakan itu justru menjadi bahan bakar semangatnya. Salsa akhirnya diterima di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Tak hanya lulus, ia bahkan dinobatkan sebagai mahasiswa terbaik di angkatannya.

 

"Momen itu momen terbaik saya selama kuliah," kenang Salsa, matanya berbinar.

 

Dari kecil, Salsa memang memupuk mimpi membangun butik. Sejak duduk di bangku Sekolah Luar Biasa (SLB), ia sudah bercita-cita mendirikan usaha sendiri, bukan sekadar untuk dirinya, tapi juga untuk membuka lapangan pekerjaan bagi sesama penyandang tunarungu.

 

Cita-cita itu kini terwujud lewat Butik Lungga, usaha yang ia rintis sejak 2024, tak lama setelah wisuda. Nama “Lungga” diambil dari istilah gerak tubuh, menggambarkan dua kecintaan Salsa: menjahit dan menari.

 

Busana hasil rancangan Salsa bahkan telah dikenakan beberapa tokoh nasional, di antaranya Cynthia Ganesha, Arumi Bachsin, hingga Ibu Negara Selvi Ananda.

 

"Saat itu ada acara Dekranasda di Bali,


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0