Silat Gerak Saka, Bergerak Semaunya dengan Rasa

Ida Farida
Nov 01, 2023

Silat Gerak Saka. Foto: Kemendikbud

KOSADATA - Seni bela diri tradisional Betawi memang beragam. Jenis seni dan budaya Betawi ini diakui keberadaannya sebagai warisan budaya lokal. Salah satunya Silat Gerak Saka yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada tahun 2021.


Ada perjuangan tersendiri bagi praktisi Silat Gerak Saka untuk mendapat pengakuan itu. Diungkap seorang praktisi Gerak Saka, David Boele. Dia mengaku bangga atas ditetapkannya Silat Gerak Saka sebagai warisan budaya secara nasional. Raihan itu, katanya, menjadi kebanggaan bagi kaum Betawi karena seni budaya lokal yang menjadi jati diri kesehariannya itu diakui negara.


Gerak Saka ini seperti mencerminkan kepribadian diri yang selalu bertindak dengan rasa dan mind set (pola piker/pemikiran) yang benar.

“Kita pribadi selalu melakukan apapun dengan rasa namun berporos pada kaidah yang benar. Silat Gerak Saka kami ini memiliki jargon SMART,” ujar David kepada wartawan belum lama ini.


Dijelaskan David, SMART ini merupakan kepanjangan dari Simple (mudah), Move (maju), Adaptive, Reality, dan Trust (kepercayaan). Apa yang dijargonkan Gerak Saka, kata David, mewakili apa yang harus dilakukan dalam hidup.


Menengok kebelakang soal Silat Gerak Saka, David mengungkap seni bela diri ini tidak lahir di Betawi melainkan dibawa oleh seorang bangsawan pasundan dan dikembangkan di Betawi.
Raden H Muhammad Sjafe'i atau dipanggil Bang Pe’i mengembangkan bela diri bernama asli Gerak Gulung Bumi ini. Bang Pe’i diperbolehkan memperdalam silat ini keluar lingkungan kerajaan.


Dikembangkanlah seni bela diri ini namun dengan nama Gerak Saka yang merupakan singkatan dari Sakadaekna (bahasa Sunda) yang artinya semaunya. Namun semaunya


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0