Nasi Uduk Pasar Thomas, Kuliner Legendaris yang Selalu Diburu Saat Ramadan

Ida Farida
Mar 16, 2025

Nasi Uduk Pasar Thomas menyajikan kuliner Betawi yang murah meriah. Foto: ist

KOSADATA – Menjelang waktu berbuka puasa, antrean panjang terlihat di sebuah warung kaki lima di kawasan Cideng Timur, Jakarta Pusat. Warung itu adalah Nasi Uduk Pasar Thomas, yang setiap hari tak pernah sepi pengunjung. Saat Ramadan, perjuangan mendapatkan sepiring nasi uduk semakin berat. Pembeli harus sabar mengantre, bahkan rela bergantian tempat duduk karena ramainya pelanggan.

 

Warung ini dikelola oleh Asikin, pria keturunan Jawa yang tetap mempertahankan cita rasa khas Betawi dalam olahan nasi uduknya. Setiap hari, Asikin memasak lima bakul besar nasi uduk yang ludes hanya dalam waktu lima hingga enam jam.

 

Nasi uduk yang disajikan di sini memiliki tekstur pulen dengan aroma khas rempah dari santan, serai, daun salam, dan lengkuas. Berbagai lauk pauk turut melengkapi hidangan, seperti semur jengkol, jengkol balado, sate usus, ayam pedas, telur dadar, dan sate kikil. Hidangan semakin nikmat dengan tambahan bihun, bawang goreng, sambal kacang encer, dan kerupuk. Harga yang terjangkau membuat nasi uduk ini semakin digemari.

 

Cita Rasa Tradisi yang Terjaga

 

Sebagai salah satu kuliner khas Betawi, nasi uduk memiliki sejarah panjang. Nama "uduk" dalam bahasa Betawi berarti "hidup sederhana," mencerminkan asal-usulnya sebagai makanan rakyat yang terjangkau namun tetap menggugah selera.

 

Cara memasaknya pun berbeda dengan nasi putih biasa. Beras direndam terlebih dahulu sebelum dimasak dengan santan dan bumbu. Proses ini menghasilkan nasi yang gurih dan beraroma harum.

 

Tak hanya di Jakarta, nasi uduk juga memiliki variasi di berbagai daerah. Di Jawa, misalnya, hidangan ini kerap disajikan dengan tambahan lauk khas seperti semur jengkol. Sementara di Sumatra, nasi uduk


1 2
Post a Comment

Comments 0