Setelah AS Jatuhkan Bom ke Iran, Tiga Skenario dan Masa Depan Senjata Nuklir

Ida Farida
Jun 22, 2025

Foto ilustrasi: x Boi Agent One

ditutup. Dunia kembali menggantungkan harap pada para jenderal yang nyaris tak mengerti makna kata damai.

 

-000-

 

Skenario Kedua: Negosiasi dalam Asap dan Abu

(Probabilitas: Sedang)

 

Tiga hari setelah ledakan, Iran menahan diri. Mereka membuka jalur diplomatik diam-diam lewat Oman.

Permintaan mereka sederhana: jaminan keamanan, pencabutan sanksi, dan pertukaran tahanan.

 

Amerika Serikat, yang tak ingin terjebak dalam perang panjang, menanggapi dengan syarat penghentian program nuklir.

 

Maka lahirlah sesuatu yang langka: gencatan senjata tanpa nama, perdamaian tak resmi, tapi cukup untuk membuat dunia bernapas kembali.

 

Di Teheran, para ayah mulai membawa anak-anak ke taman. Di Yerusalem, sekolah dibuka tanpa sirene.

 

-000-

 

Presiden Trump berkata, “Kami mencegah Iran memiliki bom nuklir.” Itu alasan Amerika ikut menyerang Iran karena tak ada negara lain yang memiliki kemampuan senjata penghancur itu, yang bisa masuk jauh ke dalam tanah, tempat fasilitas nuklir Iran disembunyikan.

 

Namun dunia menoleh, dan bertanya:

Siapa yang memberi wewenang moral dan hukum kepada satu negara untuk mencegah yang lain memiliki senjata pemusnah massal, sementara negaranya sendiri memiliki senjata nuklir itu?

 

Sejak Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) ditandatangani tahun 1968, lima negara diberi “izin” menyimpan senjata nuklir: Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, dan Tiongkok.

 

Negara lain, termasuk Iran, dilarang melakukannya. Namun India, Pakistan, dan Israel memiliki bomnya sendiri—di luar perjanjian. Korea Utara melanggarnya secara terang-terangan.

 

Maka pertanyaan Fatemeh diari malam itu: “Adakah tatanan dunia yang adil, jika hanya yang kuat yang boleh menakut-nakuti?”

 

Memang ada lembaga internasional yang bisa menginspeksi. Tapi otoritas moral tak bisa dibangun dari ketimpangan kekuasaan. Ketika Israel dan Korea Utara bisa


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0