Ilustrasi: pixabay/IqbalStock
Oleh: Anthony Budiawan
Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
Bank Indonesia (BI) harus kerja keras, berjibaku mempertahankan kurs rupiah yang bandel tidak mau turun-turun. Intervensi alias ‘doping’ kurs rupiah sejauh ini belum berhasil menurunkan rupiah di bawah Rp16.000 per dolar AS.
Setelah diintervensi sangat intens, rupiah ternyata hanya bisa menguat sedikit menjadi sekitar Rp16.360an, untuk kemudian merosot lagi tembus Rp16.410.
Pertanyaannya, sampai seberapa kuat BI bisa ‘doping’ kurs rupiah melawan kekuatan pasar? Kalau tidak kuat, satu ketika rupiah akan jebol.
Artinya, ini masalah endurance, masalah ketahanan, masalah berapa banyak dolar yang masih dimiliki BI untuk melawan pasar, untuk melawan investor asing yang kabur.
Semoga BI masih mempunyai napas panjang, sampai pemerintah bisa mendapat oksigen (utang) baru.
Kalau tidak, maka rupiah siap tergelincir. Bukan tidak mungkin rupiah jebol ke Rp17.000, bahkan Rp18.000 per dolar AS, yang dapat memicu gagal bayar utang luar negeri!***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0