Kiai Asnawi Caringin, Motor Perjuangan Rakyat Banten Melawan Belanda

Peri Irawan
Aug 14, 2023

Kiai Asnawi berasal dari Kampung Caringin, Banten, namanya lebih dikenal dengan sebutan Kiai Asnawi Caringin. Foto: ist

KOSADATA  - Banten, 15 November 1926. Gerakan protes sosial tak terbendung. Masyarakat geram dan tak mau tinggal diam melihat polah kesewenangan pemerintah kolonial. Saat konvoi serdadu Belanda melewati jembatan Sanggoma, Caringin, Labuan Banten, para pejuang melemparkan granat tangan ke arah serdadu Belanda.

 

Serangan itu menewaskan lima orang dan belasan lainnya terluka. Serdadu Belanda membalas dengan tembakan. Para pejuang banyak yang terluka dan gugur. Mereka yang syahid dimakamkan massal di pinggir sungai Sanggoma.

 

Salah satu sosok yang menjadi motor dalam gerakan perlawanan itu adalah K.H. Tubagus Muhammad Asnawi. Lantaran berasal dari Kampung Caringin, Banten, namanya lebih dikenal dengan sebutan Kiai Asnawi Caringin.

 

Ia tak pernah lelah mengobarkan semangat juang kepada masyarakat, termasuk membentuk Laskar Mujahidin dan mengumpulkan para jawara agar selalu selangkah seperjuangan dalam menghadapi Belanda. Namun, pemerintah kolonial pun tidak tinggal diam. Sehari pascaserangan di jembatan Sanggoma, Belanda menerjunkan ratusan serdadunya untuk mengejar dan menangkap para pejuang.

 

Kiai Asnawi dan anggota keluarganya ditangkap dan diasingkan ke Jakarta selama setahun, kemudian dipindahkan ke Cianjur. Selama di pengasingan, ia tetap berdakwah kepada masyarakat.

 

Ketat dididik agama

 

Dalam laman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten, dijelaskan siapa sosok Kiai Asnawi Caringin. Pria kelahiran 1850 itu merupakan putra dari pasangan Syekh Abdurrahman  dan Ratu Sabi’ah. Orang tuanya itu diketahui keturunan langsung dari Sultan Agung Mataram dan Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

 

Sejak kecil, Asnawi tampak berbeda dengan anak-anak seusianya. Kecerdasannya di atas rata-rata. Ayahnya sangat menyayanginya dan menaruh harapan yang besar agar putranya kelak menjadi seorang pemimpin.

 

Tak heran, ia dididik sangat ketat dengan mengajarinya


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0