Ketika Soekarno Murka pada Pemberontakan Ce Mamat di Banten

Yan Aminah
Jul 21, 2024

Ilustrasi

pemerintahan hingga membunuh para pejabatnya.

Tujuan gerakan Ce Mamat dan Dewan Rakyatnya itu cuma satu, yakni mengambil alih kekuasaan. Puncaknya, pada 27 Oktober 1945, sekitar pukul sepuluh pagi, mereka mendatangi kantor keresidenan dan memaksa Achmad Chatib untuk menyerahkan kekuasaan kepada Dewan Rakyat.

Terjebak pada kondisi terdesak, Achmad Chatib memenuhi permintaan Ce Mamat cs. Maka, sejak 28 Oktober 1945 kekuasaan Keresidenan Banten beralih ke tangan Dewan Rakyat. Pada malam harinya, Laskar Gulkut menangkap dan memenjarakan Bupati Serang, Hilman Djajadiningrat.

Selain itu, mereka juga menyerbu Detasemen Polisi Serang, merebut jawatan-jawatan vital, seperti pos, telepon, listrik dan lain-lain. Pemberontakan mereka semakin masif hingga tersiar kabar kalau Banten akan memisahkan diri dari Indonesia.

Kabar itu sampai ke telinga Presiden Soekarno. Pada 9 Desember 1945, Soekarno-Hatta datang langsung ke Banten. Di hadapan ribuan rakyat, mereka menyampaikan kegeramannya pada Dewan Rakyat lantaran tindakan-tindakannya sangat berlebihan.

Mohammad Hatta pun bersikap tegas dengan menyatakan bahwa Dewan Rakyat tidak berguna dan harus dibubarkan. Alih-alih melunak, gerakan Ce Mamat cs kian beringas. Ia menculik serta membunuh bupati Lebak, Hardiwinangoen, dan mayatnya dibuang ke sungai. Beberapa orang-orang sentral di pemerintahan pun ditangkap.

Tapi, lantaran tindakan-tindakannya itu, Dewan Rakyat mulai ditinggalkan para pendukungnya. Keresidenan Banten pun mulai melakukan perlawanan. Achmad Chatib memerintahkan Komandan Tentara Keamanan Rakyat Banten, KH Syam’un, untuk menumpas Dewan Rakyat.

Awal Januari 1946, tepatnya tanggal 8 Januari, tentara


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0