Hasil olahan rumput laut karya anak-anak SLB Cipatujah. Foto: Kemendikdasmen
KOSADATA – Di tengah pesona pantai yang kaya akan hasil laut, Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cipatujah di Tasikmalaya memanfaatkan kekayaan alam di sekitarnya untuk mengajarkan keterampilan vokasional kepada para siswanya yang sebagian besar merupakan penyandang tunarungu.
Melalui program tata boga, siswa-siswa SLB Cipatujah kini mampu menghasilkan produk olahan rumput laut yang tidak hanya lezat, tetapi juga berguna sebagai bekal keterampilan hidup setelah lulus.
Kepala SLB Negeri Cipatujah, Endang Rubiandini, menjelaskan bahwa kerupuk dan nori rumput laut menjadi pilihan produk yang sesuai dengan potensi lokal. “Kami memilih produk-produk tersebut karena sesuai dengan potensi yang ada di sekitar sekolah. Rumput laut adalah sumber daya alam yang melimpah dan sudah banyak dikembangkan oleh masyarakat sekitar,” ungkap Endang dilansir laman resmi Kemendikdasmen, Kamis (20/2/2025).
Rumput laut, yang merupakan bahan utama dalam pembuatan kerupuk dan nori, dipilih karena proses pembuatannya yang relatif mudah dan dapat dilakukan oleh siswa-siswa dengan keterbatasan komunikasi. Seluruh proses, mulai dari membersihkan rumput laut, memblender, mencampur dengan bahan-bahan lain, hingga mencetak, dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Bahkan, mereka turut serta dalam pengepakan produk yang siap dipasarkan.
Proses pembuatan kerupuk dan nori ini tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga komunitas sekitar dan alumni sekolah. “Kami juga melibatkan alumni dan masyarakat sekitar untuk mengumpulkan rumput laut, yang akan diproses menjadi produk olahan yang bernilai jual,” ujar Endang.
Menurut Lina Fadilah, salah seorang guru di SLB Cipatujah, mengajarkan keterampilan vokasional kepada siswa tunarungu memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam hal komunikasi. “Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterbatasan dalam komunikasi. Apalagi, para siswa sudah beranjak dewasa, dan kosakata isyarat mereka terbatas,” jelas Lina. Untuk itu, guru menggunakan metode langsung dengan memberikan contoh agar siswa lebih mudah memahami setiap tahapan dalam pembuatan produk.
Dengan keterampilan yang diperoleh, Endang berharap para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu yang berguna di sekolah, tetapi juga memiliki keterampilan yang dapat mereka andalkan di masa depan. "Melalui keterampilan vokasional ini, kami ingin memberikan bekal yang berguna bagi masa depan mereka setelah lulus, sehingga mereka dapat mandiri dan berkarya,” ujar Endang.
Kini, kerupuk dan nori rumput laut buatan siswa SLB Cipatujah tidak hanya menjadi kebanggaan sekolah, tetapi juga mulai dikenal masyarakat luas. Produk ini pun menjadi simbol keberhasilan program vokasional yang memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus untuk berkontribusi secara aktif dalam perekonomian lokal.
Dengan terus mengembangkan keterampilan tersebut, SLB Cipatujah berharap bahwa setiap siswa akan mampu mengatasi tantangan hidup dan meraih kesempatan untuk masa depan yang lebih baik.***
Rekrutmen PPSU di Jakarta Dibuka Hari Ini, Cek Syarat dan Tahapannya
MEGAPOLITAN Jun 23, 2025Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024
Comments 0