Imbas Tarif Trump bagi Indonesia: Perdagangan Tertekan, Rupiah Terpuruk

Widihastuti Ayu
Apr 07, 2025

Anthony Budiawan, Managing Director Political Economy and Policy Studies. Foto: ist

bahkan berpotensi menembus Rp20.000," ucapnya.

 

Dalam situasi seperti ini, Anthony menyebut Bank Indonesia berada dalam posisi yang sangat dilematis. Intervensi pasar sudah tidak efektif, sehingga pilihan satu-satunya adalah menaikkan suku bunga.

 

Namun, langkah tersebut justru berisiko menekan sektor riil yang tengah sekarat. “Sektor riil akan mati perlahan karena suku bunga tinggi. Perusahaan-perusahaan mulai kesulitan membayar bunga dan pokok utang. Kalau ini terjadi, ekonomi bisa masuk ke dalam krisis yang lebih dalam," ucapnya.

 

Tak hanya moneter, kondisi fiskal pun dinilai mengkhawatirkan. Penerimaan negara turun drastis, sementara kebutuhan pembiayaan meningkat. “Pemerintah dihadapkan pada pilihan sulit: menaikkan atau menurunkan pajak. Dua-duanya berisiko mempercepat keruntuhan ekonomi,” kata Anthony.

 

Sementara negara lain seperti China langsung bereaksi dengan membalas tarif Trump, Indonesia justru dinilai masih pasif. “Sampai saat ini, belum terlihat reaksi yang memadai dari pemerintah Indonesia. Ini sangat mengkhawatirkan,” tambahnya.

 

Menurut Anthony, pemerintah perlu segera menyusun langkah antisipatif. “Krisis ini tidak lagi bersifat hipotesis. Ini nyata dan sedang berjalan. Pemerintah harus siap secara strategis dan taktis,” katanya.

 

Perang dagang global kini memasuki babak baru yang lebih genting. Dunia terpukul, Indonesia terguncang. Waktu semakin sempit, dan keputusan strategis pemerintah sangat menentukan: bertahan atau tumbang.***

 


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0