Bamsoet Bongkar Rahasia di Balik Mobil Klasik yang Kini Jadi Investasi Menggiurkan

Ida Farida
May 31, 2025

Bambang Soesatyo menghadiri Pameran Mobil Kuno Kebon Vintage dan PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia) di Bali. Foto: ist

KOSADATA — Mobil klasik kini tidak hanya dipandang sebagai kendaraan nostalgia semata, tetapi juga menjadi instrumen investasi alternatif yang menjanjikan. 

 

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Anggota DPR RI, Bambang Soesatyo, menyebutkan bahwa pasar mobil klasik mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

 

"Tren pasar mobil klasik saat ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat positif. Banyaknya pameran dan komunitas otomotif turut mendorong minat investor baru masuk ke pasar ini," ujar Bambang Soesatyo saat menghadiri Pameran Mobil Kuno Kebon Vintage dan PPMKI (Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia) di Bali, Sabtu,31 Mei 2025.

 

Mengutip laporan perusahaan penilai dan asuransi mobil klasik, Hagerty, pria yang akrab disapa Bamsoet itu memaparkan, nilai mobil klasik secara global mengalami kenaikan rata-rata sebesar 30 persen dalam beberapa tahun terakhir. 

 

Mobil-mobil produksi era 1950-an hingga 1980-an dengan desain ikonik atau performa tinggi disebut menjadi incaran utama kolektor.

 

Bamsoet, yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar, menjelaskan bahwa salah satu faktor pendorong tren ini adalah nilai nostalgia yang melekat pada kendaraan tersebut. 

 

“Mobil klasik sering kali terhubung dengan memori era tertentu. Itu yang membuatnya punya nilai lebih di mata pecinta otomotif maupun investor,” katanya.

 

Selain nilai emosional, Bamsoet menyebut mobil klasik memiliki keunggulan sebagai aset alternatif di tengah fluktuasi pasar saham dan ketidakpastian ekonomi global. 

 

Menurutnya, mobil klasik tergolong tahan terhadap gejolak ekonomi, sehingga banyak investor meliriknya untuk diversifikasi portofolio.

 

Namun demikian, ia mengingatkan bahwa investasi mobil klasik juga memiliki tantangan. Mulai dari kesalahan pembelian, biaya perawatan tinggi, hingga ketersediaan suku cadang yang terbatas.

 

“Kunci suksesnya ada di


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0