Pemprov DKI Jakarta akan menggelar Andilan Potong Kebo di Ragunan, Sabtu pagi ini. Foto: ist
KOSADATA – Tradisi Betawi yang sarat nilai gotong royong, Andilan Potong Kebo, akan kembali digelar dalam rangka menyambut Idulfitri 1446 Hijriah. Di era Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tradisi Betawi ini kembali dihidupkan yang akan berlangsung di Agro Edukasi Wisata Ragunan, Jakarta Selatan, pada Sabtu (29/3) pagi ini.
Dahulu, komunitas masyarakat Betawi di Jabodetabek dan daerah Serang, Banten, menjalankan tradisi potong kerbau atau yang disebut Kebo menjelang Lebaran. Hampir setiap perayaan Idulfitri dan hari besar Islam, masyarakat Betawi menyembelih kerbau dan mengolah dagingnya menjadi Semur Betawi, hidangan khas yang selalu tersaji saat Lebaran.
Asal-Usul Tradisi
Tradisi potong kerbau atau ngandil daging kerbau berasal dari kebiasaan masyarakat Betawi di Jabodetabek yang telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pada masa itu, masyarakat Betawi sering mengadakan acara adat dan ritual keagamaan yang melibatkan penyembelihan hewan, termasuk kerbau.
Tradisi potong kerbau memiliki makna dan tujuan yang mendalam, di antaranya: Memperkuat ikatan sosial dan kekeluargaan; Menunjukkan rasa hormat dan kesyukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa; Menghormati leluhur dan tradisi yang telah ada sejak lama; Kebudayaan dan Tradisi
Andilan Potong Kebo bukan sekadar ritual penyembelihan hewan, melainkan simbol kebersamaan warga Betawi dalam menghadapi hari raya. Sejak dahulu, warga bergotong royong mengumpulkan dana untuk membeli seekor kerbau. Hewan tersebut kemudian dipelihara sepanjang Ramadan sebelum akhirnya disembelih menjelang Lebaran. Dagingnya pun dibagikan kepada warga yang berpartisipasi dan diolah menjadi hidangan khas, Semur Betawi.
Untuk memenuhi kebutuhan pembuatan Semur Lebaran, biasanya beberapa bulan sebelum Idulfitri tiba, masyarakat Betawi bermusyawarah dan mengumpulkan uang atau patungan untuk membeli kerbau. Cara mengumpulkan uang ini disebut Patungan, yang dikoordinir oleh seorang ketua panitia Ngandil kerbau. Setelah dana terkumpul, panitia pergi ke daerah tertentu untuk membeli kerbau yang kemudian dipelihara oleh salah satu anggota perkumpulan tersebut. Proses pemeliharaan ini disebut Ngangon, di mana kerbau dirawat dengan baik hingga menjelang pemotongan.
Setiap hari, kerbau dibawa ke sawah atau lapangan berumput agar dapat merumput dan makan dedaunan. Pada sore hari, setelah dimandikan atau diguyang dalam istilah Betawi, kerbau digiring pulang dan dimasukkan ke dalam kandang. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh tukang ngangon hampir setiap hari hingga tiba waktu pemotongan.
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Mochammad Miftahullah Tamary, menegaskan bahwa Andilan Potong Kebo mencerminkan falsafah hidup masyarakat Betawi yang menitikberatkan pada kebersamaan dan kerja sama. “Tradisi ini adalah wujud nyata dari nilai-nilai koperasi yang telah lama diterapkan masyarakat Betawi. Mereka menabung bersama demi mencapai tujuan bersama,” ujarnya pada Jumat (28/3).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, serta Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) turut mendukung acara ini bekerja sama dengan Majelis Kaum Betawi. Acara ini diharapkan tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga memperkuat identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Ketua Dewan Adat Betawi, Fauzi Bowo, menekankan pentingnya melestarikan Andilan Potong Kebo sebagai bagian dari warisan budaya Betawi. “Ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pengingat akan semangat gotong royong yang menjadi jati diri masyarakat Betawi,” katanya.
Ketua Pelaksana, Beky Mardani, mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam perayaan ini. “Melalui kegiatan ini, kita bisa mengenalkan dan menjaga budaya Betawi agar tetap lestari di tengah perkembangan zaman,” tuturnya.
Pemprov DKI Jakarta mengundang seluruh warga untuk hadir dan meramaikan acara ini. Selain menyaksikan prosesi penyembelihan kerbau, masyarakat juga dapat menikmati berbagai sajian kuliner khas Betawi dan rangkaian acara lainnya yang akan menambah semarak suasana menjelang Lebaran.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024
Comments 0