Buldoser dan Piring: Teror Atas Nama Investasi

Ida Farida
Sep 21, 2023

Sejumlah massa menolak rencana investasi di Pulau Rempang. Foto: Twitter

Tidak ada lagikah pemimpin yang memiliki iman, sehingga negara ini dikonstruksi ke arah yang benar, mewujudkan negeri yang sejahtera, adil, dan makmur, di bawah bingkai: “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur?”

Mengapa pulakah ada ancaman buldoser dan piting? Begitukah seorang negarawan bekerja untuk rakyatnya? Rupanya negeri yang ‘gema ripah loh jinawi’ ini, kaya dengan para penguasa yang ‘politisi’, tetapi miskin dengan para penguasa yang ‘negarawan.’ Apatah lagi, penggunaan narasi ‘bolduser’ untuk menakut-nakuti rakyat demi uang dan jabatan. Tindakan ini, jelas-jelas merupakan sikap ‘durhaka’ terhadap ‘ibu kandung’ sendiri. ‘Buldoser,’ secara bahasa berarti ‘bekerja untuk menyerang,’ maka rakyat menjadi sasaran dari serangan tersebut.

Inilah tindakan brutal dan tak berperikemanusiaan dari penguasa terhadap rakyatnya. Padahal rakyat adalah pemilik kedaulatan tertinggi di suatu negara. Karena itu, jangan salahkan rakyat jika mereka melawan, bahkan berbalik menjadi brutal. Tatkala mereka menjadi brutal, proses pencarian “kambing hitam” pun dimulai. Seakan-akan, rakyat bukan berdiri sebagai “korban” kebrutalan aparat, melainkan dituduh sebagai “pelaku” kejahatan sosial. 

Bertolak dari sinilah, kebijakan lucu seorang Panglima TNI dihadirkan. Ia meminta prajuritnya tidak usah bawa senjata tetapi “piting.” Piting adalah tindakan menjepit kaki dan mengapit lengan. “Jika rakyat datang dengan 1000 orang, kita turunkan tentara 1000 orang. Cukup dengan piting, semuanya teratasi.” Akhirnya, tentara bukan lagi menjadi tentara rakyat, melainkan tentara investor. Tentara dihadap-hadapkan satu lawan satu dengan rakyatnya sendiri. Suatu tindakan bodoh yang melawan sumpah prajurit dan sapta marga tentara sendiri.

Panglima berbicara dengan nada kalem, polos tanpa dosa. Akan tetapi, ia telah meletakkan ‘bom bunuh diri’ di atas ranjang pangantinnya sendiri. Ia tidak sempat merenung ‘akibat’ di


1 2 3 4 5 6

Related Post

Post a Comment

Comments 0