Sampyong, Musik Pinggiran Betawi Paling Tua

Ida Farida
Oct 22, 2023

Pertunjukan musik Sampyong Betawi. Foto: SC YT Disbudki

masuk kategori musik Betawi yang langka. Berbeda dengan tanjidor yang lebih akrab di telinga warga Jakarta, Sampyong, kata Yahya, tak lagi dikenal. Hal ini disebabkan tidak ada regenerasi dari pendahulunya yakni para penggiat musik Sampyong.

Memang ada satu dua orang yang bisa memainkan musik Sampyong ini tapi karena tak ada regenerasi jadi tidak bisa berkembang. Yahya pun mengimbau penggiat musik Betawi mendidik generasi muda untuk mengenal Sampyong.

Musik Sampyong lebih sering digunakan sambil mengiringi tarian Uncul Betawi. Instrumen yang menghasilkan musik ini bisa satu atau lebih Sampyong, dengan jumlah bilah bambunya empat buah, ditambah kentongan bambu dan tanduk kerbau. Biasanya pertunjukan musik Sampyong ini juga dilengkapi dengan penari yang menggunakan kostum celana pangsi hitam, berkaos oblong hitam atau bertelanjang dada. 

Sampyong memang tak bisa berdiri sendiri sebagai sebuah alunan musik. Namun lebih sering ditampilkan dengan tarian bernada dinamis. Yahya Andi Saputra mengungkap musik Sampyong biasa mengiringi tarian saat menyambut panen atau melakukan aktivitas bertani.

Yahya menyebut filosofi dari Sampyong sangat luar biasa yakni menyangkut pelestarian ekosistem tempat manusia tinggal. “Jadi ada ekosistem yang terjaga, menyatunya manusia dengan alam,” ulas Yahya.

Sampyong diperkirakan sudah dimainkan pada masa sebelum Islam. Musik ini zaman dulunya digunakan untuk mengiringi tarian pada Upacara Baritan atau sedekah bumi yang tujuannya menyampaikan persembahan kepada Dewi Kemakmuran, kata Yahya.

Disajikan saat menyambut panen tiba, nilai lain yang terkandung dari musik Sampyong ini yaitu saling menghargai orang lain. Dalam pertunjukkan ini digambarkan oleh penari yang lebih dari satu orang dengan


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0