Indonesia masuk menjadi negara ke-5 besar penyuplai sampah makanan. Foto: ilustrasi
“Berpandangan bahwa hak orang lain juga terdapat di harta yang dimiliki adalah prinsip yang penting dalam menghindari perilaku mubazir. Ini berarti kita harus berbagi dan memberikan kepada mereka yang membutuhkan,” ucap dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati ini.
Ayi mengajak agar selalu mengingat bahwa semua harta adalah pemberian Allah dan merupakan amanah dari-Nya adalah cara lain untuk menghindari perilaku mubazir. Dengan menyadari bahwa kita hanya menjadi pemegang sementara harta ini, kita akan lebih berhati-hati dalam mengelolanya.
“Akhirnya, kita harus membiasakan diri untuk selalu merasa cukup (qana’ah) sehingga hawa nafsu akan kepemilikan harta bisa terus diredam. Sikap bersyukur atas segala jenis kenikmatan juga akan membantu kita menjaga diri dari sikap mubazir,” ucap Ayi.
Dengan langkah-langkah ini, Ayi optimis dapat bergerak menuju pengelolaan makanan yang lebih bijak dan berkelanjutan, sehingga dapat mengurangi pemborosan makanan yang begitu merugikan bagi masyarakat dan planet bumi.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Filosofi Iket Sunda yang Penuh Makna
SENI BUDAYA Mar 03, 2024Melepas Penat di Situ Ciranca Majalengka, Sejuknya Kemurnian Air Pegunungan
DESTINASI Apr 04, 2025Lirik Sholawat Waqtu Sahar, Lengkap dengan Terjemahan
SISI LAIN Jan 29, 2024
Comments 0