Pakar ekonomi soroti pemberian subsidi kendaraan listrik. Foto: PLN
KOSADATA - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan permintaan kendaraan listrik di negara China turun drastis hingga 20,1 persen akibat subsidinya dicabut.
Menurutnya, dalam pengembangan dan pembangunan industri kendaraan listrik itu, Pemerintah China memberikan subsidi. Namun, subsidi itu dihentikan karena industri kendaraan listrik sudah terbangun dan berkembang.
"Indonesia kemudian diberdayakan, APBN mulai mengalokasikan subsidi untuk kendaraan listrik, yang mayoritas berasal dari produksi pabrik China, untuk menopang industri China yang sedang turun?," ujar Anthony dalam pesan singkatnya, Selasa (22/8/2023).
Dalam pengembangan kendaraan listrik itu, jelasnya, Indonesia segera akan ambil alih peran China. Bahkan, ucapnya, Pemerintah Indonesia pun memberikan subsidi kendaraan listrik, yang mayoritas berasal dari pabrik China.
"Ironi. Jumlah rakyat miskin dan stunting di Indonesia masih berlimpah, tapi malah memberi subsidi untuk kendaraan listrik yang kebanyakan produksi pabrik asing!," tegasnya.
Di sisi lain, kendaraan listrik di Indonesia bukan memberikan solusi untuk penanganan polusi udara. Sebab, jelasnya, mayoritas pembangkit listrik Indonesia masih banyak yang menggunakan energi kotor batubara: memperburuk emisi karbon.***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0