"Bahkan ada 1 KK yang dikategorikan miskin ekstrem, ternyata berpenghasilan Rp300 ribu per hari dan tinggal di rumah dua lantai. Memang dari hasil pendataan di 25 KK tersebut, hampir semua adalah buruh dan nelayan. Jadi warga ini tidak memiliki penghasilan tetap," kata Nova.
Tetapi, lanjut Nova, berdasarkan hasil pengambilan data dan wawancara, mereka mampu membiayai kebutuhan sehari-hari, seperti biaya listrik dan makan. Bahkan ada 3 KK yang mampu berlangganan WIFI sebesar Rp.250.000/bulan atau setidaknya mampu membeli pulsa telepon genggam.Â
Nova menyampaikan bahwa hasil verifikasi data, pihaknya menemukan bahwa sebagian warga tersebut memiliki kendaraan sepeda motor, dan kebanyakan warga mengkonsumsi air mineral isi ulang dengan biaya Rp.6000/tiga hari sekali.
"Ironisnya ada masyarakat yang terdata sebagai miskin ekstrem, ternyata mengkonsumsi rokok sebanyak 2-3 bungkus sehari," katanya.
Lebih lanjut Nova mengatakan, ia bersama timnya juga mengidentifikasi bahwa dari 25 KK yang terdata sebagai miskin ekstrem, hampir semua merupakan warga penerima aktif bantuan sosial dari pemerintah.Â
"Kalau tidak salah Pemprov DKI Jakarta, dalam rilis pers, menyebutkan adanya 16 jenis bantuan sosial kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang telah menyerap anggaran Rp.17,18 triliun. Nah, ini anggaran yang sangat besar. Nah, data kemiskinan ekstrem dari BPS perlu diuji lagi supaya bantuan sosial tepat sasaran,†katanya.
Nova mengungkapkan, ada 6 KK penerima 3 jenis bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta. Penerima 2 jenis bantuan sosial berjumlah 6 KK, dan ada 8 KK yang menerima 1 jenis bantuan sosial dari pemerintah.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0