Doa dan Takziah, Amalan Sunnah Nabi SAW Usai Pemakaman Jenazah

KOSADATA – Setelah jenazah dikuburkan, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan beberapa amalan sebagai bentuk penghormatan terakhir sekaligus doa bagi yang telah berpulang. Dua amalan utama yang dianjurkan dalam Islam setelah pemakaman adalah doa untuk jenazah dan takziah kepada keluarga yang ditinggalkan.

Doa untuk Jenazah

Salah satu amalan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah berdoa untuk jenazah yang baru saja dimakamkan. Hal ini berdasarkan riwayat yang disampaikan oleh ‘Usman bin Affan r.a. yang menyebutkan bahwa setelah selesai menguburkan jenazah, Nabi SAW berdiri di dekat kubur dan mengingatkan para sahabat untuk mendoakan jenazah.

"Mohonkanlah ampun dan keteguhan hati bagi saudaramu ini karena ia sekarang sedang ditanya," demikian sabda Nabi SAW, seperti yang diriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud.

Dalam praktiknya, doa ini bisa dilakukan baik dalam posisi berdiri atau duduk, sesuai dengan makna dari kata "waqafa" dalam hadis yang berarti berhenti atau berdiri. Hal ini menunjukkan bahwa yang dianjurkan adalah mendoakan jenazah, bukan membaca talqin.

Takziah untuk Keluarga yang Berduka

Selain doa, takziah juga merupakan amalan sunnah yang diajarkan Nabi SAW. Takziah bertujuan untuk memberikan dukungan moral dan menenangkan hati keluarga yang berduka. Makna dari kata "takziah" berasal dari kata ‘azza yang berarti sabar, yang menegaskan tujuan utama amalan ini adalah untuk menyabarkan keluarga yang ditinggalkan.

Berdasarkan penjelasan dalam Tanya Jawab Agama jilid 2, takziah tidak hanya memberi dukungan psikologis, tetapi juga membantu meringankan beban keluarga yang berduka. Bahkan, dalam banyak kasus, tetangga atau kerabat yang dekat dianjurkan untuk membantu dengan menyediakan makanan bagi keluarga yang sedang berduka.

Meski masa berkabung biasanya berlangsung