Menteri PKP, Maruarar Sirait meninjau rusun KITB. Foto: Humas KPKP
KOSADATA – Sebanyak lima dari sepuluh tower rumah susun (rusun) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah, belum dihuni secara optimal. Kondisi ini dinilai merugikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Temuan tersebut disampaikan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, saat melakukan inspeksi ke lokasi. Ia menilai proyek pembangunan rusun yang rampung pada 2022 itu tidak dirancang secara matang.
“Pembangunan Rusun KITB ini tidak matang dan tidak sesuai perencanaan. Apalagi Rusun ini selesai dibangun pada 2022 tapi 5 dari 10 tower belum dihuni sehingga merugikan APBN,” ujar Maruarar dalam keterangannya, Rabu, 30 April 2025.
Dalam kunjungannya, Maruarar berdialog dengan sejumlah pihak, termasuk Direktur Utama PT KITB Ngurah Wirawan, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan, Pelaksana Tugas Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan dan Kawasan Permukiman Jawa III Antin Julianti, serta Kepala Satker Penyediaan Perumahan Jawa Tengah Enfy Diana Dewi.
Ia juga meninjau langsung tower lima yang sudah dihuni pekerja industri, serta tower enam yang direnovasi oleh perusahaan asal Taiwan, PT Yih Quan Footwear, untuk pekerja dalam dan luar negeri.
Dari pengecekan itu, Maruarar menemukan sejumlah bangunan mengalami perubahan fungsi dan tidak sesuai spesifikasi awal. Sejumlah unit yang awalnya dirancang untuk pekerja konstruksi diubah menjadi hunian bagi pekerja industri. Perubahan itu menyebabkan pengelola harus melakukan renovasi ulang dengan dana APBN melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Saya akan menurunkan tim untuk mempelajari di mana letak ketidaksesuaian
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Berjiwa Besar, AHY Ucapkan Selamat untuk Anies-Cak Imin
POLITIK Sep 04, 2023
Comments 0