Menyapa Si Raksasa Lembut: Petualangan Tak Terlupa Bersama Hiu Paus di Botubarani

Ida Farida
Apr 13, 2025

Dermawan Uloly tengah asyik bermain dengan hiu paus. Foto: IG Dermawan Uloly

KOSADATA-Perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, kini menjelma menjadi destinasi unggulan wisata bahari Indonesia. Hal ini tak lepas dari kehadiran hiu paus (Rhincodon typus), si raksasa laut jinak yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.

 

Setiap tahun, terutama pada bulan Maret hingga Mei, hiu paus kerap muncul di perairan Botubarani. Kehadirannya yang relatif dekat dengan permukaan air memungkinkan wisatawan untuk berenang atau snorkeling bersama makhluk laut terbesar di dunia ini.

 

Menikmati perjalanan yang menyentuh hati dengan bertemu sang raksasa lembut, hiu paus (Rhincodon typus), dirasakan langsung oleh Dermawan Amir Uloly, seorang pegawai di salah satu BUMN. Dalam akun instagramnya, dia membagikan kisah yang mengesankan berwisata dengan hiu paus.

 

“Kawasan ini luar biasa. Kita bisa melihat langsung hiu paus di habitat aslinya, bahkan berinteraksi secara langsung. Ini pengalaman langka dan tak terlupakan,” ujar Dermawan dengan senyum lebar, matanya tak lepas dari permukaan laut yang mulai memperlihatkan bayangan gelap bergerak di bawah.

 

Perahu kayu kecil membawa perlahan ke tengah teluk. Laut Botubarani tampak tenang pagi itu, seperti memberi jalan untuk bertemu dengan sang bintang utama. Tak lama berselang, seekor hiu paus muncul ke permukaan, tenang dan anggun. Tubuhnya besar, bercorak tutul putih yang berpadu dengan warna biru gelap, bergerak santai di antara perahu wisatawan.

 

“Namanya Sherly,” ujar salah satu pemandu wisata setempat sambil menunjuk ke arah hiu paus tersebut. “Dia salah satu yang paling sering muncul ke permukaan. Jinak dan terbiasa dengan kehadiran manusia.”

 

Pemandu lainnya menyebutkan nama lain seperti ‘Si Boy’ dan ‘Monic’, masing-masing memiliki ciri khas dan kebiasaan sendiri. Interaksi ini dikemas secara edukatif dan tetap memperhatikan etika konservasi, seperti tidak menyentuh langsung dan menjaga jarak aman.

 

Selain menjadi destinasi wisata bahari, Botubarani juga berada dekat dengan proyek-proyek strategis nasional seperti PLTU Molotabu. Keterhubungan kawasan ini dengan sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Utara (Sulutgo) menjadi bukti bahwa pengembangan infrastruktur dan pelestarian lingkungan bisa berjalan seiring.

 

“Harapannya, kawasan ini bisa menjadi model bagi pengembangan wisata berkelanjutan. Kita bisa menikmati keindahan alam tanpa merusak ekosistem yang ada,” tambah Dermawan.

 

Tak terasa waktu kami bersama hiu paus hampir usai. Sebelum kembali ke daratan, kami sempat berfoto dengan latar belakang laut jernih dan siluet hiu paus di bawah perahu. Beberapa wisatawan memilih perahu single, ada pula yang menaiki perahu berpasangan—disebut perahu ‘love’ oleh warga setempat.

 

“Ini pertama kali saya melihat hiu paus dari dekat. Rasanya luar biasa, seperti mimpi,” kata Dermawan menutup hari dengan penuh rasa syukur.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0