Hanya 30 Persen Digunakan Penutur, Bahasa Enggano Terancam Punah

Ida Farida
Nov 05, 2024

Atraksi budaya warga di Pulau Enggano. Foto: ist

KOSADATA-Peneliti Bahasa Enggano dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Wening Udasmoro menyoroti eksistensi bahasa Enggano yang ada di pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. 

 

Bahasa Enggano ini terancam punah karena tidak dilestarikan oleh para penuturnya dan tidak diajarkan disekolah bahkan  tidak menjadi perhatian utama dari pemerintah daerah setempat. 

 

"Bahasa Enggano semakin rentan punah lantaran hanya sekitar 30% dari penutur suku Enggano yang masih menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya mengamati beberapa kepala suku di Enggano. Ironisnya, mereka sama sekali tidak mengenali bahasa Enggano yang telah dituliskan oleh orang asing," ujar Prof. Dr. Wening dilansir laman UGM, Selasa (5/11/2024).

 

Hal ini, katanya, menunjukkan bahwa pengucapan dan pelafalan bahasa Enggano sangat berbeda dari bahasa lainnya secara umum.

 

Ahli Bahasa FIB UGM, Dr. Aprillia Firmonasari menuturkan, Bahasa Enggano sendiri mengalami ancaman serius, dengan jumlah penutur yang semakin berkurang. Meski belum pernah ke Enggano, Aprilia mengatakan, ia pernah membimbing mahasiswa untuk melakukan penelitian mengenai kepunahan bahasa ini. 

 

Ia mengutip data terbaru dari Summer Institute of Linguistics (SIL) menunjukkan bahwa ada sebelas bahasa yang terancam punah di Indonesia, dan hilangnya satu bahasa berarti hilangnya warisan budaya yang tak ternilai. 

 

“Sehingga mungkin ada perlu usaha-usaha preservasi bahasa agar bahasa-bahasa yang terancam punah itu bisa kita lakukan strateginya,” tuturnya.

 

Hal senada juga diungkapkan Antropolog UGM Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra. Menurutnya, perlu ada strategi untuk menghadapi situasi dimana bahasa daerah harus diajarkan secara sistematis di sekolah. 

 

“Perlu


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0