Erlan Suwarlan, pemerhati politik dari Universitas Galuh, Ciamis. Foto: Ist
PPP, kata Erlan, sejak jauh-jauh hari sudah dihadapkan pada ancaman tersebut. Partai yang mendaku sebagai “Rumah Besar Umat Islam” itu terus mengalami penurunan kepercayaan publik, kehilangan figur kuat, terjadi friksi internal, hingga anggotanya didera berbagai kasus.
"Upaya kembali ke khitah sepertinya tidak menemukan jalannya. Perlu introspeksi, konsolidasi, dan strategi yang lebih serius dari para fungsionarisnya," ujar Erlan.
Meragukan lembaga survei
Lembaga survei, kata Erlan, sepanjang mengedepankan objektivitas, kredibilitas, dan integritas, keberadaannya tidak bertentangan dengan nalar pengetahuan. Survei bisa menjelaskan salah satu fungsi ilmu, yaitu fungsi prediksi yang dapat dilihat dari kecenderungan setiap hasilnya. Dibutuhkan data hasil-hasil survei tiap periode, tidak hanya hasil salah satu survei.
Menurutnya, untuk mempercayai hasil survei ada beberapa indikator yang bisa dijadikan ukuran. Pertama, lembaga survei tersebut secara jujur atau terbuka mengemukakan dengan siapa dia bekerja sama/dibiayai.
Dua, berani membuka row data. Tiga, berani menunjukkan faktur pajak. Empat, bersedia menyerahkan hasilnya kepada lembaga yang berwenang, dalam hal ini penyelenggara pemilu.
"Jika ukuran-ukuran tersebut belum atau bahkan tidak terpenuhi, publik boleh meragukan hasilnya. Sebab, publik tidak boleh hanya dicekoki hasilnya saja, agar tidak tergiring dalam pengarahan opini atau persepsi," terang Erlan. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0