Perlu Forum Khusus Akademik untuk Bangun Kesadaran Bahaya Judi Online

Ida Farida
Nov 29, 2024

Pengamat Investasi, Keuangan, dan Perbankan dari Universitas Gadjah Mada, I Wayan Nuka Lantara. Foto: UGM

KOSADATA-Seiring meningkatnya perkembangan teknologi, praktik perjudian makin marak, khususnya judi online. Bahkan, ada sejumlah 960.000 pelajar dan mahasiswa terlibat kasus judi online.

Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mencatat jumlah transaksi judi online mencapai sebesar Rp327 triliun pada akhir tahun 2023. Satuan Tugas Pemberantasan Perjudian Daring juga mencatat sebanyak 2,37 juta orang terjebak judi online, yang 80 persennya merupakan kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Pengamat Investasi, Keuangan, dan Perbankan sekaligus akademisi Program Studi Management, Universitas Gadjah Mada, I Wayan Nuka Lantara, menyarankan adanya forum khusus pencegahan judi online di lingkungan akademik untuk membangun kesadaran mahasiswa tentang bahaya judi online

"Selain itu, edukasi pengelolaan keuangan juga penting dilakukan agar mahasiswa mampu mengelola uang sesuai kondisi finansial dan terhindar dari misalokasi anggaran," ujar Wayan seperti dilansir laman UGM, Jum'at (29/11/2024).

Menurutnya, faktor utama penyebab maraknya perjudian online di kalangan generasi muda disebabkan oleh teknologi dan kemudahan akses. Terlebih lagi, kemudahan pembayaran makin menarik mahasiswa untuk menyetorkan uang deposit secara terus menerus. Lingkungan yang permisif seolah-olah mewajarkan tindakan perjudian yang dilarang oleh negara. 

“Judol (judi online) ini banyak digemari karena modalnya kecil, tapi untungnya berlipat,” kata Wayan saat bincang pakar di ruang Humas FEB UGM.

Dia menegaskan, judi online terbukti mengakibatkan efek negatif, baik dari sisi ekonomi, psikologis, sosial, dan kesehatan. Wayan mengungkapkan bahwa terdapat istilah gambling disorder. Efek ini muncul ketika seseorang menghadapi kekalahan berkali-kali, tetapi masih tetap menyetorkan uangnya untuk judi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 

“Diibaratkan menggali sebuah lubang, makin


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0