Beban Berat Perlindungan Anak di Lingkungan Tercemar Sampah

Ida Farida
Jul 08, 2024

Diperlukan upaya untuk melindungi anak di kawasan TPA. Foto: ist

sanitasi sangat buruk. Orang tua mereka mengais sampah di TPA, kemudian dibawa pulang dan ditumpuk di sekitar gubuk. Lalu istrinya mensortir sampah atau menyobek plastik. Sepanjang hari anak-anak kecil mengikuti ibunya, kecuali lelah dan tidur. 

 

Dunia anak-anak pemulung adalah sampah. Seperti dunia orang tuannya, ya sampah. Tulang dan dagingnya tumbuh besar berkah penghasilan dari sampah. Sampah tak lagi asing bagi anak-anak ini. Memori anak-anak ini melekat dengan dunia sampah

 

Kesedihan dan kegembiraan mereka berada dalam sampah. Kata anak-anak kota sampah menjijikan, sebaliknya, anak-anak pemulung melihat sampah mengasyikan. Bagi mereka terbiasa dengan bau busuk sampah, bau busuk leachate, bau busuk gas methan, dan seterusnya. 

 

Anak-anak apa pun situasinya, tidak peduli, apakah ada pertengkaran, harga kebutuhan pokok naik, orang tuanya berantam karena kurang uang belanja, dll. Mereka menuruti isi hatinya untuk bermainan dengan kawan-kawan sebayanya. Masa anak-anak adalah masa bermain. 

 

Tetapi banyak orang tua pemulung dan kaum miskin yang tidak mempedulikan, malah “memenjarakan” anak-anak dalam dunia kerja. Banyak anak yang dipaksa bekerja siang malam sebagai pengais sampah guna menopang ekonomi keluarga. Masa anak-anak itu telah direnggut orang tua dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga, yang seharusnya bukan tanggung jawabnya. Hak-hak anak telah dirampas sedemikian rupa oleh kaum dewasa?

 

Anak-anak ini pun terpaksa merawat adiknya yang masih kecil (balita) ketika orang tuanya mengais atau memilah sampah. Beban orang tuanya ditransfer ke anaknya yang masih usia dini. Beban anak semakin berat. 

 

Kita perlu menelusuri dan menelaah berkaitan dengan dasar hukum dan kajian-kajian ilmiah tentang perlindungan anak. Anak-anak merupakan


1 2 3 4 5 6

Related Post

Post a Comment

Comments 0