KOSADATA - Betawi kaya akan ragam budaya, termasuk seni bela dirinya. Banyaknya seni bela diri asing, membuat salah satu silat Betawi atau “maen pukulan†Troktok menjadi terpinggirkan.Â
Â
Namun praktisi silat Troktok, Chairuddin optimis tradisi “maen pukulan†Betawi ini tak akan hilang karena masih ada segelintir putera daerah seperti dirinya yang akan menjaga budaya ini.Â
Â
Terlebih Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Troktok sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2019 sehingga menjadi perhatian pemerintah untuk dilestarikan.
Â
Selain itu, kata dia, pesilat Troktok konsisten mempelajari ilmunya hingga saat ini. Alasannya, selain menjaga jangan sampai aliran ini punah tapi juga memegang kepercayaan para orang tua Betawi dulu yang mewajibkan anak-anak mereka “maen pukulan†setelah solat dan mengaji.
Â
Diketahui, Troktok dikembangkan sejak tahun 1920an oleh H. Marzuki di wilayah Rawa Kidang, Cengkareng yang kemudian diajarkan secara turun temurun.
Â
“Saya belajar Troktok dari almarhum Bang Lukman Syukri di Ulujami. Yang kami pelajari berasal dari Guru Tua KH. Marzuki bin Holil. Saya ajarkan Troktok kepada anak-anak muda termasuk anak-anak saya,†ujar pria yang disapa Bang Heru di kediamannya, kawasan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Â
Guru Tua KH Marzuki bin Holil yang disebut Heru merupakan seorang tokoh masyarakat di Kampung Rawa Kidang yang juga terkenal memiliki teknik beladiri mumpuni.Â
Â
Dia menjelaskan, layaknya silat tradisi lain, Troktok tak hanya bercerita tentang jurus dan gerakan tapi juga mengungkap keajaiban yang terkandung di dalamnya. Silat Troktok, lanjut Heru, punya ciri khas yakni ada 4 jurus dan 8 langkah (rangkaian jurus) sebagai bentuk pertahanan yang memiliki makna di masing-masing jurus.
Â
“Silat Betawi punya ciri masing-masing. Kalau Troktok khasnya di tangkapan dan kuncian yang semuanya mengandung filosofi. Itu membuat maen pukulan Betawi ini bermakna dalam keseharian,†jelas dia.
Â
Filosofi dalam setiap jurus dan langkah, lanjut Heru, merupakan dasar latihan yang harus dimaknai setiap pesilat guna memiliki karakter tangguh namun tetap rendah hati.
Â
“Troktok melatih karakter yang gagah berani, sopan, dan ‘tawadhu’. Kalau diaplikasikan ke kehidupan, makna gerakan itu akan membekali kita kemampuan mengantisipasi masalah dan mencari solusi dari masalah itu. Kita jadi tangguh,†paparnya.
Â
Diantara banyak jurus dan langkah Troktok, Heru mencontohkan Jurus Angin yang memiliki makna semangat mengawali aktivitas. Selain itu angin adalah simbol kekuatan terbesar setelah sedekah.
Â
Kemudian Jurus Bentak yaitu fokus pada satu hal karena manusia hidup harus punya tujuan. Selanjutnya Jurus Seliwa yaitu menghindar dari berbagai ancaman. “Jurus ini mengingatkan kita bahwa hidup seperti roda berputar harus siap menghadapi apapun,†ujar Heru.
Â
Dijelaskannya, ada empat jurus dasar Troktok yakni Jurus Angin, Jurus Pukul, Jurus Deprok, Jurus Bentak, dan Jurus Seliwa.
Â
Sedangkan langkah atau rangkaian jurus-jurus dasar ada delapan dimulai dengan Langkah Dua, Langkah Dua Kurung, Langkah Tiga Kurung, Langkah Empat Totok, Langkah Lima Sangkol, Langkah Lima Tetes, Langkah Satu (Silo Macan dan Ngayak).
Â
Setiap langkah bermakna khusus. Misalnya Langkah Dua yang bermakna mengawali segala sesuatu dengan niat dan doa. Sebagai langkah terakhir adalah Langkah Satu.Â
Â
“Kenapa Langkah Satu menjadi jurus terakhir? Karena apapun yang terjadi dalam hidup, manusia harus melangkah ke satu titik yaitu Allah Mahabesar,†papar Heru yang memiliki padepokan silat Troktok, Sanggar Rumah Kreasi di daerah Ulujami, Jakarta Selatan.
Â
Setelah murid silat mulai mahir menguasai jurus dan langkah, mereka akan dibekali gerak sambut seperti Bentak, Patah Kaki, Cekikikan, Guntingan, Kelim, Njiret, Patah Pinggang, Junjang, Sabet Kaki, dan Bendung.
Â
Heru menambahkan silat Troktok bisa dipelajari sejak usia dini yakni saat seorang anak sudah bisa menerima instruksi dan mengikuti gerakan dengan baik. Karena semakin muda belajar, semakin kuat karakter yang dibangun. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0