Gelar Diksar ke-36, KPALH Gandawesi UPI Cetak Generasi Peduli Lingkungan

Widihastuti Ayu
Jan 23, 2024

Diksar ke-36 KPALH Gandawesi. Foto: Gandawesi

KOSADATA - Kelompok Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (KPALH) Gandawesi Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI%29">Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar pendidikan dasar (Diksar) ke-36. Melalui diksar ini, KPALH Gandawesi ingin mencetak generasi peduli lingkungan.

"Kami terus konsisten menjaring generasi muda yang akan menjaga kelestarian alam melalui pendidikan dasar KPALH Gandawesi ini. Alhamdulillah, pada Diksar ke-36 ini ada 6 siswa yang berhasil lolos seleksi hingga tahap lapangan," ujar Ketua Dewa Pengurus KPALH Gandawesi, Fikri Achmad, Selasa (23/1/2024).

Menurutnya, perekrutan anggota baru KPALH Gandawesi dilakukan secara ketat. Melalui proses pendaftaran, materi kelas, medical check up, tahap lapangan hingga program pengambilan nomor induk anggota (PPNIA).

Fikri menegaskan, kader KPALH Gandawesi bukan seorang pecinta alam semata. Lebih dari itu, tegasnya, anggota KPALH Gandawesi harus memberikan kontribusi untuk peduli lingkungan mengingat perubahan iklim yang semakin masif di tanah air.

"Mulai 17 Januari kemarin hingga 26 Januari, mereka sedang digembleng di lapangan dengan beragam materi seperti rock climbing, long march, pendakian gunung hutan, penyeberangan basah dan kering, navigasi darat, SAR, evakuasi, hingga survival. Sebelumnya, mereka juga mendapatkan materi teori di kelas," katanya.

Anggota Luar Biasa KPALH Gandawesi, Iden Wildensyah menyebutkan, pencinta alam di Indonesia saat ini belum dirasakan sebagai salah satu akar gerakan lingkungan. Hal ini terbukti dengan menjamurnya perhimpunan pencinta alam seiring pula dengan kerusakan yang tidak terkendali.

"Dimanakah letak penyimpangan ini karena keberadaan pencinta alam dalam tataran yang ideal dapat menumbuhkembangkan generasi yang peduli lingkungan. Ini patut dikembangkan baik dalam pola gerakan maupun pengembangan organisasinya," kata Iden.

Namun, diakui Iden, dalam kenyataannya tidak bisa di bedakan antara pencinta alam dan penggiat alam terbuka. Menurutnya, model gerakan lingkungan yang berasal dari pencinta alam pada periode kelahirannya lebih menekankan pada kecintaan terhadap alam yang diwujudkan dengan naik gunung, camping, pelatihan konservasi, dan penghijauan di lereng-lereng gunung.

"Selain kecintaan terhadap alam, mereka dan sebagian pencinta alam masih terkonsentrasi pada model pembangunan. Karena mereka masih meyakini kebenaran model pembengunan berkelanjutan dengan standar kemajuan ekonomi yang sesungguhnya menimbulkan dampak," ucapnya.***

Related Post

Post a Comment

Comments 0