Ekspor Ikan Tetap Jalan Meski Libur Lebaran, Nilainya Tembus Rp1 Triliun

Ida Farida
Apr 08, 2025

Nilai ekspor ikan selama periode libur lebaran capai Rp1 Triliun. Foto: ist

KOSADATA — Libur panjang Lebaran tak menyurutkan geliat ekspor komoditas perikanan Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, geliat ekspor tetap menyala. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, sejak 24 Maret hingga 2 April 2025—atau H+1 Idul Fitri—nilai ekspor perikanan nasional menembus angka Rp1 triliun.

 

Angka itu bukan sekadar catatan statistik. Ia menjadi bukti bahwa kerja-kerja pelayanan publik, khususnya dalam sektor ekspor perikanan, tetap berjalan meski kalender merah menyala.

 

“Berdasarkan catatan kami, ekspor perikanan tetap berjalan di 32 provinsi. Ini bukti bahwa pelayanan tidak libur,” ujar Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP), Ishartini, dikutip Selasa (8/4/2025).

 

Pelayanan ekspor ini difasilitasi oleh 47 unit pelaksana teknis (UPT) Badan Mutu KKP yang tersebar di seluruh Indonesia. Selama masa libur Lebaran, mereka tetap menerbitkan Sertifikat Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SMKHP)—dokumen vital untuk menjamin standar kualitas ekspor ke pasar global.

 

Tak tanggung-tanggung, sebanyak 2.774 kali aktivitas ekspor terjadi sepanjang periode H-7 hingga H+1 Lebaran. Volume totalnya mencapai lebih dari 20 ribu ton atau 20.225.966 kilogram.

 

Dari Sumatera Utara hingga Papua Barat Daya, ekspor tetap berlangsung. Sumatera Utara tercatat paling aktif dengan 413 kali ekspor atau sekitar 4,5 juta kilogram produk perikanan. Sementara di timur, Papua Barat Daya melalui Pelabuhan Sorong mencatat 17 kali ekspor sebanyak 46.047 kilogram.

 

Provinsi lainnya seperti Bali (159 kali, 312.902 kg), Sulawesi Selatan (131 kali, 1,85 juta kg), hingga Jawa Timur melalui Pelabuhan Tanjung Perak (133 kali, 2,85 juta kg) turut menyumbang angka signifikan. Daerah-daerah yang lebih kecil seperti Bangka Belitung, NTT, dan Kepri pun tetap bergerak.

 

Menjangkau 140 Negara

 

Pasar tujuan pun tersebar luas. Tak hanya negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok, tetapi juga mencakup negara-negara seperti Zimbabwe, Puerto Rico, hingga Yordania. Totalnya mencapai lebih dari 140 negara.

 

Komoditas unggulan Indonesia seperti udang, tuna, cumi, gurita, kepiting, dan rumput laut menjadi andalan. Produk-produk ini diterima karena telah memenuhi standar mutu dan keamanan pangan internasional.

 

“Seluruh negara tujuan ekspor telah menerima informasi mengenai Health Certificate (HC) Mutu. Ini menjadi jaminan bahwa produk perikanan kita aman dan layak konsumsi,” tambah Ishartini.

 

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono sebelumnya menegaskan komitmen KKP dalam mendorong komoditas perikanan unggulan untuk mendominasi pasar global. Diversifikasi produk dan pasar tujuan menjadi fokus utama.

 

“Selain memperkuat produksi, kami juga menaruh perhatian besar pada quality assurance dan keamanan pangan. Ini penting untuk menjaga daya saing di pasar global,” ujar Trenggono.

 

Di tengah tantangan global dan momentum libur nasional, pencapaian ekspor perikanan senilai Rp1 triliun menjadi penanda bahwa sektor ini tak berhenti berdenyut. Sebuah kisah tentang konsistensi, kerja keras, dan semangat menjaga nama baik Indonesia di mata dunia.***

Post a Comment

Comments 0