Siti Walidah yang lahir pada 3 Januari 1872 merupakan putri dari seorang penghulu di Keraton Yogyakarta.
“Apa yang dipunya, syukurilah dengan hati gembira, dan dirawatlah dengan gembira pula. Jangan mengajukan banyak permintaan dan tuntutan. Itulah pesanku. Nanti kamu akan hidup dengan tentram. Lihatlah saya, tidak memakai apa-apa. Tidak punya banyak tuntutan. Ya, seperti yang kamu lihat.”
KOSADATA | Perempuan yang satu ini tidak dikenal banyak orang. Padahal, peran dan perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam di tanah Nusantara ini sangat besar. Ia adalah Siti Walidah, istri KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
Namanya memang tidak setenar Kartini yang sering diulang-ulang dalam pelajaran sejarah. Namun, peran Siti Walidah atau lebih dikenal dengan nama Nyai Ahmad Dahlan tidak bisa dipandang sebelah mata. Sumbangsihnya terhadap negara dan bangsa ini sangatlah besar. Tak heran, pada 1971, Presiden Soeharto memberinya gelar Pahlawan Nasional.
Perempuan kelahiran Yogyakarta, 3 Januari 1872, itu merupakan putri Kiai Muhammad Fadhil, seorang penghulu di Keraton Yogyakarta. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Sejak kecil, kendati pergaulannya terbatas dan tidak belajar di sekolah formal, ia sangat giat dalam menuntut ilmu keislaman.
Fahmi Riady, dosen UIN Antasari Banjarmasin, dalam tulisannya memaparkan, Siti Walidah menaruh perhatian besar pada masalah perempuan, terutama dalam hal kesetaraan pendidikan dengan laki-laki.
Untuk itu, pada 1914, ia merintis kelompok pengajian wanita yang diberi nama Sopo Tresno atau siapa cinta. Kegiatannya berupa pengajian ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis yang mengupas tentang hak dan kewajiban perempuan.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0