Dinamika Sosial dan Naluri Kemanusiaan

Joeang Elkamali
Apr 04, 2024

Penulis Merupakan Salahsatu Pegiat Sosial di Kabupaten Tasikmalaya

masyarakat tetapi peran dan fungsinya justeru tidak seperti tujuan mulianya. Banyak juga yang bisa merealisasikan tujuan sosial tapi enggan menunjukkan namanya. Memang begitulah ragam dinamika sosial yang terjadi sehari-hari. Tentang itu, Islam menganjurkan agar kita peduli terhadap situasi dan kondisi kemasyarakatan. Maka kepedulian sosial bagi kita merupakan citra kemusliman dan ibadah keislaman.

Teks ayat suci baik yang termaktub dalam Al-quran maupun hadits shohih Nabi, satupun tidak ada yang menganjurkan kita menjadi orang lemah, miskin, atau dhuafa. Sebaliknya, justeru anjuran agama menekankan agar kita peduli terhadap mereka.

Jika kita diuji dengan kelemahan, kemiskinan, dan kepayahan, tetapi jangan sampai kehilangan agama dan kehormatan kemusliman kita. Kita harus terus ikhtiyar maksimal dan sabar dengan ujian itu demi mencapai Maqom syukur di kemudian hari. Demikian juga jika kita dianugerahi kelebihan harta dan takdir kehormatan dengan jabatan, maka keberadaan orang sekeliling yang miskin, lemah dan papa, adalah sejatinya ujian agar kita angkat derajat kemanusiaannya dan kita angkat taraf ekonominya.

Masalah lain di ranah pendidikan misalkan. Ternyata masih ada orang tua yang tidak berani menyekolahkan anaknya karena takut biayanya. Di tengah gelombang beasiswa dan kemudahan sekolah gratis di berbagai jenjang, rupanya upaya semua tangan perlu dikuatkan agar informasi bisa sampai ke warga secara merata, dan berbagai upaya saling menguatkan sangat diperlukan.

Sejatinya, cara kita peduli bisa dengan ragam cara. Dari hal yang sederhana kita bisa memulai dengan memberi makan, menyantuni, memberikan modal bisnis, menjadi orang tua angkat untuk pendidikan, mengayomi dan mendampingi hukum, dan lain-lainnya.

Dari mana kita mengawali sosial? Sesederhana fikiran tadi, kita awali kepeduliaan sosial dari ranah terdekat seperti


1 2 3

Related Post

Post a Comment

Comments 0