SPPG Diminta Olah Sampah Sisa MBG Jadi Pupuk

KOSADATA - Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Muhammad Idris, mengimbau agar Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memanfaatkan sampah sayur dan buah (food waste) yang dihasilkan dari sisa pembuatan Makanan Bergizi Gratis (MBG) menjadi pupuk. 

Menurut Idris, setiap dapur SPPG dapat menghasilkan hingga 3.000 porsi makanan setiap hari, yang tentu saja menghasilkan food waste dalam jumlah besar. 

"Sudah pasti dapur tempat pembuatan makanan gratis menghasilkan sampah. Makanya, kita harus sama-sama memanfaatkan sampah tersebut dengan mengolahnya menjadi pupuk," ujar Idris dilansir laman resmi DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Ia berharap, SPPG dapat mencontoh praktik warga Pulau Sabira, Kepulauan Seribu, yang berhasil mengolah sampah secara mandiri. Warga Pulau Sabira tidak lagi mengirim sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Sebagai gantinya, mereka mengolah sampah menjadi pupuk yang bisa digunakan untuk kebutuhan tanaman.

“Warga Pulau Sabira hebat, mereka mengolah sampah menjadi pupuk dan tidak perlu lagi membuang sampah ke Jakarta. Bahkan, mereka bisa mengambil pupuk tersebut secara gratis untuk keperluan tanaman pribadi,” terang Idris.

Lebih lanjut, Idris menyarankan agar Dinas Lingkungan Hidup (LH) memberikan sosialisasi kepada seluruh dapur SPPG yang tersebar di Jakarta mengenai cara pengolahan food loss. Ia berharap langkah ini tidak hanya dapat mengurangi sampah di Bantargebang, tetapi juga membantu meringankan beban kapasitas TPST Bantargebang yang kini sudah overload.

Idris menambahkan, masyarakat, kelurahan, kecamatan, serta RT dan RW di sekitar wilayah SPPG dapat memanfaatkan pupuk yang dihasilkan secara gratis untuk kebutuhan pertanian lokal. 

“Harapannya, dengan pengolahan ini, sampah yang dihasilkan bisa lebih bermanfaat dan membantu mengurangi volume sampah di Bantargebang,” pungkasnya. ***