Siasat Baru Dakwah Pemuda Persis

Joeang Elkamali
Apr 17, 2024

Tasykil PD. Pemuda Persis kab. Tasikmalaya saat melakukan KOPDAR di Persis Youth Centre Of Kab. Tasikmalaya.

Oleh : Robi (Anggota Lembaga Literasi dan Pengembangan keilmuan PD. Pemuda%20Persis">Pemuda Persis kab. Tasikmalaya)

Pada hari Ahad, 14 April 2024, PD. Pemuda PERSIS Kab. Tasikmalaya mengadakan KOPDAR alias "kopi darat" dan bukannya "kopi jeung dahar". Pada kesempatan tersebut, banyak hal yang dibahas, akan tetapi agenda pokoknya lebih menitikberatkan pada sosialisasi siyasah gerakan pemuda sebagai respon atas situasi dan kondisi saat ini. Maka dalam uraiannya, ketua PD memberikan overview atau analisis faktual sebagai rasionalisasi atas siyasah gerakan yang akan digunakan oleh PD. Pemuda%20Persis">Pemuda Persis ke depannya. Saya menikmati betul dialog tersebut, sambil pada saat yang sama, saya juga mencoba memberikan sedikit respon atas paparan dan rencana siyasah baru tersebut. 

Saya teringat kata-kata seorang pelatih kelas dunia, Jose Morinho namanya. Morinho pernah mengatakan bahwa siapa yang memegang bola, maka ialah yang kemungkinan besar melakukan kesalahan. Pernyataan ini menandai tren baru dalam sepak bola modern. Pada dekade sebelumnya, hampir seluruh tim sepak bola berorientasi pada penguasaan bola atau ball possesion. Sederhananya, kuasai bola, kendalikan permainan, ciptakan banyak peluang, ciptakan banyak gol. Dengan begitu, mereka akan memenangkan pertandingan. 

Tetapi belakangan, muncul kondisi berkebalikan. Tidak jarang sebuah tim menguasai bola tapi ia gagal memenangkan pertandingan. Sebagai contoh, tengok saja pertandingan Jepang di Piala Asia 2023 Januari lalu. Disetiap pertandingan, Jepang menguasai permainan, termasuk ketika melawan Irak. Tapi lihat skor akhirnya, 2-1. Di Eropa situasinya tidak jauh berbeda. Contoh paling dekat di Liga 1 misalnya, antara Persib melawan Persikabo 1973. Persib yang hanya bermain dengan 10 pemain, dan menguasai bola sekitar 35%, mampu menang dengan skor meyakinkan 3-1. Dari kasus-kasus semacam ini, maka tren sepak bola modern tidak melulu pada ball possesion , tetapi lebih menenkankan pada efektivitas. Sekalipun jarang menguasai bola, tapi ketika ada kesempatan, tim yang efektif mampu mengkonversi peluang yang sedikit itu menjadi gol dan keluar sebagai pemenang. 

Kaitannya dengan PD. Pemuda%20Persis">Pemuda Persis kab. Tasikmalaya sebagai gerakan dakwah, barang kali itu yang sekarang coba diterapkan oleh PD. Pemuda PERSIS. Perlu pendekatan dan strategi baru, sebab menggunakan cara² lama yang sifatnya konvensional hanyalah "berharap pepesan kosong". Dikatakan demikian, karena kita fokus pada ikhtiar tanpa hasil yang jelas. Mirip dengan tim yang menguasai bola tapi selalu kalah, akhirnya sekadar menggerutu dan menggerutu. Mereka merasa sudah berupaya maksimal tapi hasilnya tidak optimal. Padahal, situasinya sudah berubah dan ini yang gagal dibaca dan dipahami. 

Dengan situasi yang dihadapi sekarang, respon PD dengan mencoba siyasah baru karena sadar sulitnya mengumpulkan orang dengan lebih fokus pada program dan bermusyawarah dengan pihak-pihak terkait adalah sebuah terobosan baru. Terlepas dari kekurangannya, cara ini, menurut evaluasi setelah berjalan lebih kurang 5 bulan ternyata dirasa cukup efektif, dan barang kali lebih fleksibel, serta lebih cepat, karena sekian banyak proses yang sifatnya birokratif bisa dilewati. Meski demikian, meninggalkan proses birokratif sama sekali, atau meminimalisir seminimal-minimalnya adalah juga kurang baik. Maka pada akhirnya, jalan tengah yang diambil adalah birokratif tetap berjalan, dengan skema online per 1 bulan sekali, sedangkan skema offline dilakukan 3 bulan sekali. 

Adanya rencana siyasah baru ini memiliki arti penting bukan saja mampu mencapai tujuan yang telah diprogramkan secara efektif dan lebih cepat, melainkan juga menunjukan bahwa PD. Pemuda PERSIS kab. Tasikmalaya berupaya senantiasa melakukan upaya reaktualisasi gerakannya sehingga senantiasa kontekstual dengan perkembangan zaman. Bagaimanapun, seperti terus diucap ulang oleh Ketua PD Pemuda%20Persis">Pemuda Persis sendiri bahwa mencapai amanah program adalah bagian dari ibadah, maka jika siyasah baru tersebut dinilai lebih efektif, lebih fleksibel dan lebih akseleratif, mengapa tidak? Dan siasat itu pun segera ketuk palu untuk dijalankan.

Related Post

Post a Comment

Comments 0