KOSADATA – Bagi pemburu kuliner Jakarta, ada baiknya mencicipi Nasi Tim Ayauw. Lokasinya, hanya berjarak satu kilo meter dari Stasiun Kota Jakarta. Persisnya, di lantai dua, proyek Pasar Pagi Lama. Disana, Anda akan menemui kuliner legendari Nasi Tim Ayauw.
Selintas kantinnya tampak sederhana. Hanya ada lima meja. Di dapurnya ada dua panci kukur berukuran besar, tempat menanak nasi tim. Meski begitu, cita rasa Nasi Tim Ayauw, tidak bisa dianggap enteng untuk pecinta kuliner Jakarta.Â
Nasi tim yang teksturnya lembut dan halus cocok untuk semua kalangan. Mulai bayi, remaja, dewasa, orang tua hingga orang yang dalam masa pemulihan dari sakit. Nasi tim yang selalu disajikan hangat-hangat ini punya arti. Pemburu Kuliner Jakarta, Nasi tim dalam budaya Tionghoa berarti kehangatan dan kelembutan.
Johnny, salah seorang pelanggan, mengaku tak pernah bosan menyantap Nasi Tim Ayauw. Seminggu sekali ia selalu menyambangi tempat itu. Bahkan sejak kecil, ia sudah sering diajak kedua orang tuanya mencicipi Nasi Tim Ayauw. Dari dulu sampe sekarang, rasanya tidak berubah. Ini yang membuat saya selalu kangen menyantap nasi tim Ayauw, kata Johnny.Â
Johnny mengaku, termasuk penggemar berat nasi tim. Ia sudah mencoba nasi tim yang ada di Jakarta. Tapi, soal rasa ia terpincut dengan Nasi Tim Ayauw. Selain tidak lembek, Nasi Tim Ayauw memiliki cita rasa tersendiri. Soal harga, kata Pria yang berdagang di Pasar Asemka ini, memang tergolong lebih mahal dibandingkan dengan nasi tim lainnya. Satu porsi nasi tim, bakso goreng dan minuman, di hargai Rp40 ribu. Tapi bagi Johnny, harganya sebanding dengan rasanya. “Nasinya tidak begitu lembek, menggunakan ayamnya kampung dan rasanya tidak begitu spicy,†kata Johnny.
Henry, pemilik Nasi Tim Ayauw, mengaku usahanya, merupakan warisan dari kakek dan neneknya, kung kung dan pho pho. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara yang meneruskan usaha yang dirintis kung kung dan pho phonya itu. Sedangkan adiknya juga membuka usaha yang sama di pasar Mangga Dua. “Kami merupakan generasi kedua yang meneruskan usaha yang dirintis kung kung dan pho pho,†katanya.
Henry menceritakan, usaha Nasi Tim Ayauw sudah dirintis oleh kakek dan neneknya sejak tahun 1968. Meski begitu hingga kini masih bertahan. Kuncinya, karena ia masih menggunakan resep dari kungkung dan pho phonya. “Rasa nasi tim racikannya dari dulu hingga sekarang sama,†ujarnya.
Tak heran bila Nasi Tim Ayauw sudah terkenal. Pelanggan banyak dari berbagai kalangan. Mulai dari pekerja kantoran hingga para pedagang. Tidak sedikit pula, dari kalangan pengusaha. “Wajar jika semua orang tahu. Karena kami sudah berjualan 50 tahun lamanya,†ujar Henry tanpa bermaksud menyombongkan diri.
Henry menjamin nasi tim Ayauw hanya menggunakan ayam kampung, bukan ayam broiler. Henry pun memastikan kehalalannya. Jadi muslim dan muslimah bisa menyantapnya. Kita cuma main di dua kaki (ayam) dan nggak main di 4 kaki (babi). Ini pesan dari kungkung dan pho pho yang saya jaga sampai sekarang, kata Henry yang sehari-hari dibantu lima karyawannya ini.
Yang berubah, kata Henry, nasi tim Ayauw kini sudah bisa dipesan lewat aplikasi Gojek. Baru enam bulan ini bisa dipesan lewat Gojek. Lumayan juga antusiasme konsumen, terang Henry yang minimal menjual 100 porsi per hari.Â
Yang jelas, pengunjung bisa memesan nasi tim biasa atau spesial yang menggunakan telur ayam mentah. Kedua menu ini disajikan bersama dengan semangkuk kecil kuah kaldu ayam yang bening. Disediakan secara terpisah, daun bawang, saus dan sambal, juga acar bawang merah dan timun.    Â
Nasi tim Ayauw yang biasa dijual, Rp36.000/porsi dan yang spesial plus telur ayam mentah, Rp40.000/porsi. Pelengkapnya, bakso goreng dipatok, Rp8.000/butir. Jadi tunggu apa lagi, yuk! Cicipi. ***
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0