Indonesia Kecam Serangan Israel di Gaza, Desak DK PBB Bertindak

Ida Farida
Mar 19, 2025

Indonesia kutuk keras serangan Israel. Foto: ist

KOSADATA – Pemerintah Indonesia mengutuk keras serangan udara Israel ke Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) dini hari waktu setempat. Aksi militer tersebut menyebabkan ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas di tengah bulan suci Ramadan.

 

"Serangan ini semakin memperburuk situasi dan berisiko menggagalkan upaya gencatan senjata serta negosiasi perdamaian menuju solusi dua negara," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI yang dirilis melalui platform media sosial X, Selasa (18/3/2025).

 

Indonesia mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) serta komunitas internasional untuk segera mengambil langkah konkret guna menghentikan agresi Israel di wilayah Palestina tersebut.

 

Kemlu RI juga menegaskan bahwa semua pihak harus kembali mematuhi kesepakatan gencatan senjata guna mencegah bertambahnya korban sipil di Gaza. Indonesia menegaskan sikapnya bahwa penghentian pendudukan ilegal Israel atas wilayah Palestina adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

 

Korban Sipil Meningkat, Situasi Kemanusiaan Memburuk

 

Serangan udara yang dilancarkan Israel pada Selasa dini hari menjadi yang paling mematikan sejak gencatan senjata dengan Hamas pada 19 Januari 2025. Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan bahwa hingga Selasa siang, jumlah korban tewas mencapai 404 orang, sementara 562 warga lainnya mengalami luka-luka. Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan.

 

Situasi di Gaza semakin mengkhawatirkan dengan memburuknya krisis kemanusiaan. Blokade Israel terhadap masuknya bantuan, termasuk obat-obatan dan kebutuhan pokok, memperparah kondisi warga di wilayah yang sudah terdampak konflik berkepanjangan ini.

 

Sementara itu, petinggi biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq, mengecam serangan Israel yang disebutnya mengancam nyawa sandera-sandera Israel yang masih berada di Gaza.

 

"Keputusan Netanyahu untuk kembali berperang


1 2

Related Post

Post a Comment

Comments 0