Yosep Permana: Pemuda Pandeglang yang Berhasil Kembangkan Pertanian Organik di Nara Kupu Village, Depok

Dian Riski
Nov 26, 2024

Yosep Permana

KOSADATA - Di tengah tantangan perubahan iklim dan isu lingkungan, praktik pertanian organik semakin menjadi sorotan.

Salah satu tokoh yang berhasil membuktikan bahwa pertanian organik memiliki masa depan cerah adalah Yosep Permana, seorang pemuda asal Pandeglang, Banten.

Yosep kini dikenal sebagai sosok di balik pengembangan pertanian organik di Nara Kupu Village, Depok, sebuah kawasan yang menjadi pusat edukasi sekaligus praktik langsung pertanian berkelanjutan.

Latar Belakang Yosep Permana

Yosep Permana tumbuh di lingkungan pedesaan yang kental dengan tradisi pertanian.

Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kehidupan di sawah dan kebun, namun seiring berjalannya waktu, ia mulai menyadari berbagai dampak negatif dari pertanian konvensional yang sering kali menggunakan pestisida kimia dan pupuk sintetis.

Kondisi tanah yang semakin menurun kualitasnya, kerusakan lingkungan, dan ancaman terhadap kesehatan masyarakat membuat Yosep mencari cara yang lebih ramah lingkungan untuk bercocok tanam.

Keinginan Yosep untuk berkontribusi dalam pertanian berkelanjutan semakin kuat ketika ia memutuskan untuk memperdalam pengetahuan tentang pertanian organik.

Ia banyak belajar semenjak  pendidikan di SMK Pertanian Serang, Polbangtan Bogor, serta  para petani organik di berbagai daerah, mempelajari teknik-teknik alami dalam menjaga kesuburan tanah dan mengendalikan hama tanpa bahan kimia berbahaya.

Membangun Nara Kupu Village

Perjalanan Yosep menemukan puncaknya ketika ia berkolaborasi dengan Pengusaha besar atas nama Fransiscus Go dan Pengusaha Muda Rayhan Cristian Siego di Jakarta untuk mengembangkan Nara Kupu Village, sebuah kawasan yang dirancang untuk menjadi pusat pertanian organik sekaligus ekowisata.

Di sini, Yosep menerapkan berbagai metode pertanian organik, seperti penggunaan pupuk kompos, ternak ayam, rusa, serta penanaman beragam jenis tanaman untuk menjaga keseimbangan ekosistem, serta


1 2 3
Post a Comment

Comments 0