NU Merawat Tali Jagat Keindonesiaan

Ida Farida
Feb 08, 2023

Oleh: Agus Harimurti Yudhoyono
Ketua Umum Partai Demokrat

Puncak perayaan 1 abad Nahdlatul Ulama (NU) diselenggarakan pada 7 Februari 2023 di Sidoarjo, Jawa Timur. Semaraknya gema perayaan 100 tahun NU ini menjadi pengingat bagi kita semua seluruh anak bangsa, bahwa NU telah lahir dan hadir di pangkuan Bumi Pertiwi, jauh sebelum Republik Indonesia berdiri.

NU yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari dan para kiai sepuh nusantara pada 16 Rajab 1344 Hijriyah atau 31 Januari 1926 Masehi ini, terbukti telah memainkan peran penting dalam membentuk fondasi kebangsaan yang kuat dengan menjaga relasi antara Islam dan negara. Berkat kedalaman ilmu dan keluasan hati para Kiai dan jaringan kaum Santri, berbagai potensi benturan ideologis dan konflik horizontal akibat perbedaan tafsir keagamaan bisa dihindari secara efektif. Dengan kata lain, NU memiliki andil besar dalam proses konsolidasi pilar-pilar kebangsaan, yang kemudian menjadi prasyarat penting bagi hadirnya pembangunan berkelanjutan di Republik ini.

Dalam sejarah perkembangannya, akar sosial NU tampak semakin kuat dan kian aktif dalam memperjuangkan perdamaian dunia melalui prinsip-prinsip ajaran Islam moderat (wasathiyah). Pemikiran moderatisme keislaman ala NU ini didasarkan pada khasanah keilmuan yang mengakar dalam tradisi pesantren, yang begitu ramah terhadap keberadaan budaya lokal. Bertemunya khasanah keislaman klasik dan akar budaya lokal yang kaya itu berhasil menghadirkan sintesa pemikiran keislaman ala NU yang lebih moderat, terbuka dan tidak kaku. Karakter moderatisme itulah yang kemudian menempatkan NU sebagai ‘ujung tombak’ dalam kerja-kerja keumatan, baik di tingkat nasional, kawasan Asia Tenggara, maupun di level internasional.

Saat kepemimpinan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang


1 2 3 4

Related Post

Post a Comment

Comments 0