Pembangunan MRT Fase 2A Capai 51 Persen, Terowongan dari Hundaran HI ke Thamrin Tersambung

Dian Riski
Feb 14, 2023

KOSADATA - Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 18 Juli 2022, per 25 Januari 2022 telah mencapai 9,095 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan proteksi dan relokasi utilitas, konstruksi halte sementara transjakarta, penyiapan primary beam dan RC slab foundation untuk canal decking, dan penanganan rel trem kuno.

Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. 

Per 25 Januari 2023, perkembangannya sudah mencapai 25,36 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi melanjutkan pekerjaan galian station box dan road decking.

Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan pembangunan D-Wall. Selain itu, mesin bor terowongan sedang dalam proses fabrikasi dan rebar cage untuk D-Wall.

Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) telah dilakukan dilaksanakan dengan international competitive bidding. Call for tender telah dilakukan pada 25 Agustus 2022.

CP 206 rolling stock (ratangga) telah dilakukan market sounding dan penyesuaian jumlah rangkaian kereta dari 14 rangkaian menjadi tujuh rangkaian.

Rencananya, call for tender akan dilakukan pada Q1 tahun ini. Sedangkan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran), call for tender akan dilakukan pada Juni 2023.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). 

Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.

Related Post

Post a Comment

Comments 0