Hipertensi: Si Pembunuh Diam-diam dan Cara Menjinakkannya

Ida Farida
Apr 16, 2025

Foto: Pixabay

KOSADATAHipertensi, atau tekanan darah tinggi, bukan sekadar angka di atas 130/80 mmHg. Ia adalah ancaman senyap yang terus mengintai, mengendap-endap tanpa gejala, hingga tiba-tiba menjelma menjadi mimpi buruk: gagal jantung, stroke, atau penyakit ginjal kronis. Tak heran bila ia dijuluki silent killer—pembunuh diam-diam.

 

Di Indonesia, seperti di banyak negara berkembang lainnya, hipertensi kerap luput dari perhatian. Padahal, dengan prevalensi yang terus meningkat, penyakit ini telah menjadi salah satu penyumbang utama angka kematian.

 

Ada dua jenis hipertensi yang umum dikenal. Pertama, hipertensi primer—yang penyebab pastinya masih menjadi misteri medis. Kedua, hipertensi sekunder, yang sering kali disebabkan oleh penyakit ginjal, gangguan tidur seperti sleep apnea, hingga kecanduan alkohol. Keduanya sama-sama berbahaya bila dibiarkan tanpa penanganan.

 

Sayangnya, karena sering tidak menunjukkan gejala, banyak penderita tidak menyadari kondisinya. Hingga pada suatu titik, tekanan darah sudah terlampau tinggi dan kerusakan organ vital pun tak terelakkan.

 

Mengendalikan, Bukan Mengabaikan

 

Langkah pertama adalah kesadaran. Rutin memeriksakan tekanan darah, baik secara mandiri maupun lewat tenaga medis, menjadi hal yang tak bisa ditawar. Bila tekanan darah tinggi terdeteksi, pengobatan medis memang menjadi pilihan utama. Namun, ada pula pendekatan alami yang layak dipertimbangkan sebagai pelengkap.

 

Berikut lima cara yang bisa dilakukan untuk membantu mengendalikan tekanan darah secara alami:

 

1. Kurangi Asupan Natrium

Natrium—yang banyak tersembunyi dalam makanan olahan—adalah musuh dalam selimut. Penelitian menunjukkan, bahkan sedikit pengurangan natrium dalam menu harian dapat menurunkan tekanan darah 5–6 mmHg. Batas aman konsumsi garam pun ditegaskan: tak lebih dari 2.300 miligram per hari.

 

2. Perbanyak Kalium

Kalium bekerja sebagai penyeimbang, membantu tubuh membuang kelebihan natrium dan mengurangi tekanan pada dinding pembuluh darah. Sayuran hijau, pisang, alpukat, dan ikan seperti salmon adalah sumber kalium yang layak menjadi sahabat di meja makan.

 

3. Olahraga Teratur

Bergerak bukan hanya soal kebugaran. Bagi penderita hipertensi, aktivitas fisik teratur seperti berjalan kaki 40 menit per hari bisa memperkuat jantung dan menurunkan tekanan darah. Keringat yang keluar bisa jadi penyelamat dari risiko lebih besar.

 

4. Hindari Karbohidrat Olahan dan Gula Tambahan

Gula dan tepung putih yang cepat berubah menjadi lonjakan glukosa dalam darah turut memberi tekanan pada sistem kardiovaskular. Diet rendah karbohidrat dinilai efektif menurunkan berat badan dan membantu mengendalikan tekanan darah.

 

5. Tinggalkan Rokok dan Alkohol

Tak perlu pembuktian panjang: rokok dan alkohol adalah dua racun yang nyata. Alkohol disebut berkontribusi pada 16 persen kasus hipertensi global. Nikotin dan etanol sama-sama mempersempit pembuluh darah, meningkatkan tekanan, dan memperbesar risiko kerusakan organ.

 

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Hipertensi mungkin tak terasa sekarang, tapi dampaknya bisa menghantam bertahun-tahun kemudian. Dengan gaya hidup sehat, kontrol rutin, dan kesadaran penuh, penyakit ini bisa dikendalikan. Karena dalam hidup, tak ada yang lebih mahal dari kehilangan kesehatan secara perlahan—dan diam-diam.***

 

Related Post

Post a Comment

Comments 0