Fransiscus Go. Foto: Ist
KOSADATA - Pemerhati pendidikan, Fransiscus Go menyebutkan bahwa Artificial Intelligence (AI) yang merupakan konsekuensi dari perkembangan teknologi untuk membantu manusia, pada dasarnya bersifat netral dalam artian bebas nilai.
Hal ini disampaikan Fransiscus Go saat menjadi narasumber pada diskusi virtual dengan tema "Pro dan Kontra Artificial Intelligence (AI) dalam Dunia Pendidikan" yang dilaksanakan secara virtual oleh DPC PMKRI cabang Bogor pada Jumat (29/9) kemarin.
"Sebagaimana teknologi secara umum bisa dipakai untuk melakukan kebaikan maupun kejahatan, demikian pula kiranya dengan AI. Selalu bahwa teknologi itu bersifat praktis dan teknis. Ia menyediakan jalan untuk membantu melaksanakan sesuatu. Perihal apakah sesuatu itu patut dan harus untuk dilakukan, apakah baik atau buruk, itu sudah masuk dalam ranah moral dan etika," ujar Fransiscus Go dikutip Sabtu (30/9/2023).
Lebih lanjut, pengusaha yang memiliki kepedulian terhadap dunia ketenagakerjaan itu pun mengungkapkan, AI dewasa ini masih menjadi pro kontra, diantaranya saat diterapkan pada dunia pendidikan di Indonesia.
Menurutnya, perkembangan infrastruktur pendidikan yang belum merata di seluruh pelosok negeri menjadi salah satu faktor kenapa AI belum mendapat tempat dan perhatian serius dari masyarakat daerah.
"Teknologi dengan demikian sejauh menjadi tools, ibarat pedang bermata dua, bisa untuk menyelamatkan, mampu pula untuk menghancurkan. Oleh karena AI sebagai sarana, ia bersifat instrumentalis. Artinya hanya sebagai penunjang dan pendukung," katanya.
"Dari sisi manfaat AI untuk dunia dunia pendidikan diantaranya untuk personalisasi pembelajaran, pengembangan kurikulum yang responsif, meningkatkan akses pendidikan, pengawasan ujian yang cermat serta membantu pengawasan oleh guru," jelasnya.
Sementara yang kontra, kata tokoh masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, diantaranya disebabkan karena perbedaan akses terhadap teknologi yang menjadi gap tinggi, adanya pola diskriminasi sosial ekonomi, adanya krisis ketidaksetaraan dan minimnya investasi di bidang infrastruktur AI.
Menurut Frans, AI bukan yang esensial dan normatif, bukan pula yang fundamental. Mengingat perkembangannya yang berubah seiring jalan, maka AI juga tidak statis. AI dinamis sebagaimana teknologi, misalnya handphone, laptop dan lain sebagainya.
"Terhadap yang berubah-ubah demikian kiranya kita tidak perlu menjadi risau. AI ibarat buih di tepi pantai yang bisa lenyap dan terus berganti, namun bisa sedikit dimaknai dan membantu dalam kerangka waktu," pungkasnya.
Oseng-oseng Madun, Warung Betawi Sederhana, Terkenal se-Jagat Maya
KULINER Feb 25, 2023Sekjen PDIP Kembali Sindir PAN soal Isyarat Dukung Ganjar-Erick
POLITIK Mar 03, 2023Relawan Ganjar Pranowo Berikan Dukungan ke PDIP di Pilpres 2024
POLITIK Mar 09, 2023Tanpa Libatkan Demokrat dan PKS, Nasdem Tetapkan Cak Imin Jadi Cawapres Anies
POLITIK Aug 31, 2023
Comments 0